Tampilkan postingan dengan label Mahabharata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mahabharata. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Oktober 2014

Mahabharata

Which mahabhart tv serial you like much the old or new ?









My is old one while todays serials are only fantasizimg and for trps


 Older version. B R Chopra knew his stuff. Rest are amateurs. If only the computer wizardry was available then.


 Both are good....the old one is better


 Old but new krishna

  I more like old when Nitish Bharawadj as Shri Krishna he had chemistry to do it in all expressed, especialy when Vishvaroop so awesom. Realy superb with technology that time.



 old is gold

 Newer mahabharat serial clears all the confusions while the old one was little bit confusing
Old one was very slow and style of dialogue delivery was poor while the newer one has great advantage over that.
Therefore newer one is better

Jai shri krishna


 D older one had original story while newer one due to commercial reasons was reduced to a daily soap. Direction of B R Chopra was a major diff. I dont know d name of director of d newer one....who cares...


 Old is the besto best.


 I love the previous version


 Old one was better, but the actors who played Krishna in both were awesome


 Both are very good movies!!the important of value of this movies is we are knowing how of the history, and its good for kids to watching its also....coz its a knowledge for them... Then will made them and us proud to be hindu...........!and I hope this movie ....old or new or another new release will be periodic for turning!! :d ~ ASTUNGKARA~ and LOVE and PEACE fOr Hindu"



 Both are on separate theme. New has some negative mood.


 both are good...but the story ...old is better, the new one most of entertaint only, the old story show about the war between adharma and dharma but the new one show about the war among bharata family for power





 Nitish Bharawadj look more smart....i like that.his skin like black of cloud look like real Krishna



 New ..both are good but New one is better.
The reasons are:
1. New one had true and real dialogues actually taken out from real true Mahabharat book.

2. The language and dialogue delivery was effortless and more believable.
3 The style of dialogue was 'simile" based .This style of religious and moral writing is unique to Hindu Scriptures.e.g.
Jis prakar nadi me doobe paatra ka jal nadi ke jal se prithak ho kar bhi prithak nahin ...usi prakar jeev ki atma bhi us param atma se prithak nahi.
This is unique Hindu style of writing.
4. Costumes were very real.
5. Acting was not melodramatic.
6 There were many more events and characters than we had ever seen eg Purochan,
Wife of Karna etc.


 Saurabh jain is super


 Old is gold BT new is diamond


 Old feels reality


new one is good.. bcause the way of presentation alot takrn from real upanishath and bagavatham.
one eg is bhishmaa killing.. they giving why he is killed even he did good karma yoga


 older version, the roads used to be free of traffic as if in curfew


old.....the only krishna will be nithish baradwaj


 the new one is good as well.. but the setting lacks authenticity and the costumes seem to have been inspired from greek mythology :s


  Bro same story so no different in both serial


  Is any possibility for available in Full HD in future ?


 Both....it doesn't matter whether its old or new Mahabharata is gold

 old maha bharat katha h .new bakbas h.


 old is awesome

 Obviously old. I would like the tv industry to retelecast the old mahabharat once again.


 I like the philosophy behind this

 Old one haven't seen the new one

 Old one coz it has lot of hard work done by all.


 i like new because i did not see old @new have fantastic music

Old is good………
but in the age of competition and when everyone wants action scenes in movies or serials the new one is good thought..




 old is gold! I prefer the old one bcz the new one is too modernised.


 ld one for sure
New one is ridiculous especially the character selection



 Ever old.one
Because. Nitish bhardwaj doing great job




 Old was more natural..nd women wer actually very beautiful...spcl draupadi...now all r like bonny type.....devis shld look little curvy...old is gold
...but both krishnas look good



 old one having original story



 In indonesia we show a new so i think we loves the new, n now the actor mahabharata came to indo as our tv station asking them


  new one bcos he really looks like shri krishna



 नितीश भरद्वाज ने महाभारत में सर्वश्रेष्ट अभिनय और संवाद बोला है।Sarvashresht Mahabharata oleh nitish bharadvaj, bertindak dan dialog diucapkan.


 Main theme is similar but the way of respresentation is different.
Honestly speaking I like new one


 The one where he has a shirt on.






























 

Kamis, 02 Oktober 2014

Shri Krshna bersabda

Kepada Arjuna, Shri Krshna bersabda, “Karmany evadhikaras te ma phaleshu kadacana, ma karma-phala-hetur bhur ma te sanggo ’stv akarmani,” (hakmu hanyalah pada pelaksanaan tugas kewajiban, dan sama sekali tidak pada pahala dari tugas kewajiban yang engkau lakukan. Jangan beranggapan engkau menjadi penyebab dari hasil perbuatan, dan jangan menjadi terikat untuk tidak melakukan tugas kewajibanmu. Bhagawad gita, 2, 47). Kata “adhikara” berarti menguasai atau mengendalikan. Kita mampu sepenuhnya mengendalikan pekerjaan kita, tetapi kita tak sepenuhnya mampu mengendalikan hasil dari yang kita kerjakan. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil usaha kita. Oleh karena itu, kita dianjurkan hanya fokus pada pekerjaan kita tanpa berkhayal pada hasilnya. Walaupun tidak sepenuhnya bisa mengendalikan hasil dari pekerjaan, kita tetap harus bekerja sesuai kewajiban dan tanggung jawab yang telah diberikan. Berdiam diri tak akan menghasilkan apapun. Ada sebuah kalimat bijak yang mengatakan: Bila kau takut gagal, jangan melakukan apa pun. Tetapi, dengan tidak melakukan apa pun maka itu adalah kegagalan terbesar dalam hidupmu.

Rabu, 17 September 2014

Abimayu

Abimayu yang dilatih menjadi ksatria tangguh
"Manu, Abimayu artinya gabungan Arjuna-Bima-Yudistira. Dalam dirimu, setiap ide yang lahir dari kecerdasan pikiran (Arjuna), dijalankan dengan penuh kekuatan (Bima) dan selalu teguh dalam kejujuran serta kebijaksanaan (Yudistira), itulah ide yang akan dituntun oleh cahaya nurani (Khrisna) dalam menghadapi tantangan kehidupan."

Senin, 15 September 2014

Menggugat tradisi

kata kresna..
janganlah dibutakan oleh tradisi,kasih sayanglah hal yg utama,krn kebenaran itu seperti pohon,tradisi hny lah cabang cabangnya dan kasih sayng adalah akar akarnya.
tak ada gununya cabang cabang yg kokoh,namun akarnya rapuh..

Krisna

Ada perbedaan sangat jauh antara Duryudana dengan Arjuna. Ketika Duryudana meminta bantuan kepada Sri Krisna, saat Krisna masih tertidur di kamarnya, Duryudana memilih duduk pada kursi di samping kepala Krisna. Sedangkan Arjuna yang datang belakangan, memilih duduk di lantai tepat di kaki Sri Krisna. Perbedaan tata krama ini menyebabkan Krisna memilih Arjuna untuk mengatakan tujuan kedatangannya terlebih dulu, karena Arjuna yang dilihat Krisna duluan, walaupun Duryudana datang lebih awal. Duryudana menjadi gelisah dan berusaha protes. Tapi Krisna tetap pada keputusannya.
Dalam perang nanti, Krisna menawarkan dua jenis bantuan yang hanya boleh dipilih salah satu oleh Arjuna dan Duryudana: pasukan Narayani kerajaan Dwaraka yang terkenal kuat dan sulit ditaklukkan, atau Sri Krisna yang berjanji tidak mengeluarkan senjata. Arjuna dengan tersenyum memilih Krisna. Mendengar itu, Duryudana tertawa puas penuh kemenangan. Dia mengatakan Arjuna bodoh karena memilih Krisna yang tak bersenjata. Begitulah sifat Duryudana, dia cenderung memilih sesuatu yang kelihatan perkasa dari sisi luar. Duryudana tertawa lepas karena mendapatkan bagian pasukan Narayani.

*** Saat Sri Krisna menjadi kusir Arjuna dalam perang di medan Kurusetra, saat itulah lahir Bhagawadgita. Kitab suci ini berisi nasehat-nasehat Sri Krisna kepada Arjuna yang mengalami kebimbangan dalam membela kebenaran.

Selasa, 09 September 2014

Arjuna

INtroduction 29:
The diplomatic faculty of Duryodhana was also attested by his success in gaining the support of Karṇa, who was in fact the disposed-eldest brother of the Pāṇḍavas. Duryodhana was an expert not only in diplomacy but also in fighting. It says that his previous name was Suyodhana, which means a great warrior. He then changed it to Duryodhana (literally: the unbeatable one) after becoming undefeated and an expert at battle. However, Bhīma finally killed him after being given the “signs” by Śri Kṛṣṇa. Some also say that Duryodhana was the incarnation of Aṅśa (a tiny spark) of Goddess Kali.
The word “vyuḍham” refers to the Vajra-vyūha formation of the Pāṇḍavas’ army. In the manuscript of Śabda-ratnāvalī, the word “vyūha” is defined as, “Samagrasya tu sainyasya, vinyāsaṁ sthāna-bhedataṁ, sa vyūha iti vikhyāto yuddheṣu pṛthivī-bhujām” which means: vyūha which is that powerful battle formation of an army being set up very tidily and rigidly so that the enemy would find no possible way of breaking into it. Duryodhana became worried after seeing the potent Vajra-vyūha formation of the Pāṇḍavas’ army. He approached Droṇa in order to make sure that he would be on the Kauravas’ side, and because Duryodhana knew well that Droṇa had a strong affection towards the opponent especially to his most-beloved disciple, Arjuna.

Minggu, 31 Agustus 2014

Kasta

Karna menggugat sistem kasta. Ke mana-mana dia ingin mencari pengetahuan, tapi selalu ditolak. Sebabnya dia adalah putra seorang kusir, golongan Sudra sebagai kelas terendah menurut tradisi. Golongan Sudra tidak boleh mempelajari pengetahuan yang lebih tinggi, yang diperuntukkan kaum Brahmana dan Ksatria. Kenapa seseorang ditentukan oleh kelahirannya, bukan kemampuannya! Karna berontak. Dia merasa terhina saat Mahaguru Drona menolaknya sebagai murid.
"Pengetahuan adalah anugerah Yang Maha Kuasa, kenapa tidak semua orang boleh mempelajarinya? Inikah yang disebut keadilan?" ucap Karna penuh kecewa.
Karna bertemu Guru Parasurama. Terpaksa dia berbohong, dengan mengatakan bahwa dia dari golongan Brahmana. Parasurama tertipu. Akhirnya dia memperoleh segala pengetahuan dari Parasurama. Kebohongan itupun terbongkar. Parasurama kecewa.
"Karna, ini bukan kutukan, melainkan takdir. Semua pengetahuanmu akan hilang suatu saat," ucap Parasurama.

Ini memang terbukti. Menjelang ajalnya, Karna tiba-tiba kehilangan pengetahuan. Dia tidak bisa memanggil senjata Brahmasta.

Jumat, 29 Agustus 2014

Drupadi

“Hati Drupadi tertutup rapat. Pandawa berusaha membuka pintu Istana Indraprasta, namun tidak bisa membuka karena kekuatan Drupadi. Bima yang tenaganya bisa menggetarkan bumipun tidak mampu membuka kekuatan pintu yang sudah tertutup oleh hati Drupadi, dan hanya Govinda yang mampu membukanya. Mengapa bisa demikian Guru?’
“AnakKu…saat hati sudah tertutup rapat dan kehilangan kepercayaan pada segalanya, maka hanya bahasa yang mengalir dari Jiwa dalam wujud empati yang mampu membukanya kembali.”


perputaran karma, terkadang ada yang berbuat baik, namun menjumpai hal2 yang tidak diingankan, dan jika menerima dengan iklas, dan menyakini bahwa apa yang didapatkan saat ini merupakan hasil dari perbuatan masa lalunya tanpa penolakan, suatu saat akan mendapatkan apa yang diharapkan.


mengingat hal -hal baik akan membri hal positif pada kesehatan. Persis ketika kita sebenarnya tidak sakit, tetapi merasa sakit, akhirnya menjadi sakit sungguhan, karena melemahkan imum (kekebalan) dalam tubuh, .

Sabtu, 16 Agustus 2014

Gandari

Gandari sungguh gadis luar biasa. Bukan hanya cantik, Gandari juga cerdas dan bijak. Tumbuh di lingkungan istana, dia mendapat curahan kasih sayang dari ayah, ibu, kakak, dan juga dimanja dayang-dayang. Konon katanya, Gandari juga telah dianugerahi bisa melahirkan 100 anak oleh Dewa Siwa. Sungguh gadis sempurna. Kabar kecantikannya menyebar ke segala penjuru negeri. Rakyat Gandara bangga punya putri istana yang mirip bidadari, mereka berharap akan ada pangeran tampan yang meminang, agar kecantikan sang putri tak sia-sia.
Sebagai remaja yang sedang tumbuh, Gandari juga punya mimpi. Dia selalu membayangkan akan dilamar oleh pangeran tampan, yang sakti dan juga bijaksana. Kecantikannya yang sempurna, membuat dia punya kesempatan memilih, raja mana yang bisa mengisi bilik hatinya dengan cinta. Oh Gandari, engkau seperti bidadari dari sorga yang diberi tugas lahir ke bumi.

Bisma datang ke Kerajaan Gandara dengan pasukan maha besar, mengibarkan bendera kuning sebagai lambang persahabatan. Diterima Raja Subala dan istrinya, Bisma membawa lamaran untuk sang putri, Gandari. Tapi raja Subala terkejut, karena pinangan itu bukan untuk pangeran Pandu, melainkan pangeran Drestarasta yang buta. Orang tua siapa yang tidak merintih, kalau putri tersayang mereka harus mendampingi calon raja yang cacat.
Saat dibisikkan dayang istana bahwa dia sudah dilamar calon raja Hastinapura, Gandari gembira bukan main. Dia melayang-layang. Mimpinya segera terwujud. Namanya Drestarasta, ucap para dayang. Gandari dan para dayang tidak tahu keadaan pangeran Hastina itu. Dalam pikiran mereka, dia adalah sosok tampan dan sempurna. Gandari semakin melayang-layang. Calon ratu itu tiba-tiba mabuk cinta.
Hati Gandari remuk. Mimpinya sirna. Air mata sekarang membasahi pipi. Tatapan matanya kosong. Dadanya sesak. Lama dia menenangkan perasaan. "Kenapa Tuhan tidak adil, Dia telah memberi kecantikan ini, kenapa sekarang Dia memberi takdir untuk mendampingi suami yang buta?" ucap Gandari terisak.
Tapi Gandari adalah gadis yang lembut. Bukan hanya cantik, dia juga memiliki keluhuran hati.
Untuk memahami kebutaan suaminya, Gandari bersumpah menutup matanya dengan selembar kain. Dia memilih kegelapan agar bisa juga merasakan penderitaan suaminya.
Oh Gandari, bukan hanya cantik seperti bidadari, hatimu juga luhur dan bijaksana.

Jumat, 15 Agustus 2014

Drupadi

“Ketika Drupadi hendak dilepas pakaiannya oleh Dursasana dihadapan para punggawa kerajaan, kenapa semuanya diam atas perlakuan tersebut, sehingga pada akhirnya Khrisna memberikan kain untuk menutupi auranya, apa makna dari semua ini Guru?”
“ Nak..Drupadi dibiarkan dilepas busananya, agar Khrisna mendapat kesempatan untuk melindungi harga diri Drupadi, karena dulu saat Khrisna terluka oleh cakranya sendiri dan Drupadi merobek secarik kainnya untuk membalut luka jari Khrisna.
Maknanya, siapa yang mengorbankan miliknya sendiri pada Tuhan, kelak akan diberi berkah yang lebih besar. Ini konsep beryadnya yang tulus”.

Rabu, 13 Agustus 2014

Formasi perang chakravyuha

Satu masa, arjuna sedang menerangkan pada subadra_istrinya yang sedang hamil besar, tentang seni perang (cara menembus formasi perang chakravyuha), tapi belum selesai sang suami menjelaskan, subadra tertidur.
Arjuna hanya bisa geleng2 kepala, lalu membetulkan letak kepala istrinya dengan penuh cinta.
*Dan kelak ketika perang mahabharata terjadi. Sang anak yang ada di dalam kandungan subadra (Abimanyu) gugur di medan Kuru, karena ia tidak mampu keluar dari jebakan formasi chakravyuha.
Sekelumit adegan yang memiliki makna dalam, bahwa sedini mungkin mengajarkan pemgetahuan/kebaikan pada anak__bahkan semenjak dalam kandungan, sebab semuanya itu akan menentukan masa depannya nanti.





Bisma

Prabu Sentanu larut dalam kesedihan yang dalam. Dengan wajah murung, tubuhnya yang gagah kelihatan jadi keropos. Sinar wajahnya telah padam. Dia lebih menyerupai pasien yang sedang menunggu ajal, daripada seorang Raja Hastinapura. Keberadaan Satyawati telah jadi bencana bagi hatinya. Sentanu dilukai api cinta. Dia tak mungkin memenuhi hasrat Satyawati. Kalau Sang Raja berniat meminang Satyawati, syaratnya anak-anak Satyawati harus jadi raja. Itu tidak mungkin, karena Sang Prabu telah memiliki Dewabrata sebagai putra mahkota, anak dari pernikahannya dengan Dewi Gangga. Tidak mungkin dia merenggut hak Dewabrata, demi nafsu pribadinya. Tapi Satyawati sungguh mempesona. Setelah lama ditinggal Dewi Gangga, Sentanu jatuh cinta pada wanita dari keluarga nelayan itu. Dan sekarang wanita itu menuntut, dia tidak puas hanya sebagai ratu, melainkan ingin agar anak kandungnya yang jadi Raja Hastina. Di balik kecantikan Satyawati, tersimpan keserakahan.
Dewabrata tidak tahan terhadap kesedihan ayahnya. Dia mendatangi Satyawati, menanyakan kesanggupannya sebagai ratu. Satyawati tanpa malu, mengajukan syarat-syarat itu lagi. Dewabrata adalah seorang ksatria. Dia bergegas ke pinggir sungai Gangga, mengambil pisau dan menumpahkan darah dari tangannya ke sungai itu. Disaksikan Dewi Gangga, ibunya sendiri, Dewabrata bersumpah tidak akan menikah seumur hidup, demi memberi kesempatan kepada keturunan Satyawati jadi penguasa Hastinapura. Alam semesta memberi tanda. Petir bergemuruh. Kilatan-kilatan sinar di langit. Air sungai Gangga muncrat. Seorang anak, demi kebahagiaan ayahnya, rela melepas haknya dan melakukan Sukla Brahmacari seumur hidup. Prabu Sentanu datang terlambat. Sia-sia mencegah Dewabrata yang nekat. Sumpah telah diucapkan. Dan itu tak mungkin ditarik kembali. Prabu Sentanu merasa terpukul bercampur malu. Secara tak langsung dia telah mengorbankan masa depan anaknya. Ini akan menjadi kesedihan di sisa hidupnya. Sejak saat itulah Dewabrata dikenal dengan nama besar Bisma. Bhisma yang dalam bahasa Sanskerta berarti: "Dia yang sumpahnya dahsyat."

Minggu, 10 Agustus 2014

Cinta Duryudana

Lampu-lampu di Hastinapura dimatikan, atas perintah Dewi Gandari. Biarlah, biarlah Hastina dalam kegelapan, sebab negeri ini sedang berkabung karena telah melakukan kejahatan besar terhadap seorang wanita. Saat itu, sabda seorang raja untuk memberi keadilan dan menghentikan kejahatan, bersembunyi di balik tenggorokan seorang Destarasta yang bingung dan bodoh.
Dalam keadaan sedih Dewi Gandari berkata pada Sakuni: "Saudaraku, engkau telah mengajarkan Duryudana lebih mencintai tahta daripada ibunya sendiri."
Gandari merintih.

Jumat, 08 Agustus 2014

kekuatan dahsyat dari berkah meditasi

Intuisi seorang ibu untuk selalu melindungi anaknya. Bagi Gandhari, Duryudana adalah segala-galanya. Dia tidak akan bisa melanjutkan hidup, jika dalam sisa hidupnya itu dia mendapati anaknya terbunuh. Walau dia tahu anaknya telah mengambil jalan sesat karena gila kekuasaan. Kasih sayang ibu adalah limpahan rahmat.
Sebagai wujud kesetiaan terhadap suami yang buta, Gandhari memilih kegelapan dengan menutupi mata dengan selembar kain. Itu adalah meditasi. Gandhari, tanpa sadar telah memupuk kekuatan dahsyat dari tapa bratanya ini. Sekarang demi kasih sayangnya terhadap Duryudana, Gandhari datang ke perkemahan medan Kurusetra, untuk menganugerahi anaknya baju besi. Tidak akan ada senjata apapun yang bisa melukai tubuh Duryudana. Tapi dengan syarat, Duryudana harus telanjang bulat di hadapan Gandhari, ibu kandungnya sendiri, karena saat itu Gandhari akan melepas kain penutup matanya, saat itu kekuatan dahsyat dari berkah meditasinya bertahun-tahun akan memancar. Kekuatan ini dilepas hanya bisa sekali, jadi Duryudana tidak menyia-nyiakan kesempatan.
Sakuni yang licik mengajak Kresna bermain dadu, berusaha mengganggu konsentrasi Kresna agar dia tidak ikut campur saat penganugerahan kekuatan Gandhari. Tapi Sakuni lupa, atau memang tidak tahu, Kresna adalah titisan Dewa Wisnu. Sifat-sifat Dewa sebagai percikan Yang Maha Kuasa, Kresna bisa berada di mana-mana. Saat Duryudana telanjang bulat bergegas menghadap Gandhari, Kresna tiba-tiba memergoki Duryudana dan menyindir: "Seorang anak yang telanjang bulat di hadapan ibu kandungnya sendiri, adalah kejahatan maha besar. Itu sama dengan membunuh ibunya sendiri."
Dasar, Duryudana memang bodoh, dia terperdaya dan menutupi auratnya dengan daun pisang.
Akhirnya, Duryudana tetap punya kelemahan. Walaupun dalam pertarungan gada tidak boleh menyerang bagian tubuh bawah, tapi dalam perang ini aturan-aturan sudah dilanggar juga oleh pihak Kaurawa.
Kejahatan memang selalu punya titik lemah.