Sebagai remaja yang sedang tumbuh, Gandari juga punya mimpi. Dia selalu membayangkan akan dilamar oleh pangeran tampan, yang sakti dan juga bijaksana. Kecantikannya yang sempurna, membuat dia punya kesempatan memilih, raja mana yang bisa mengisi bilik hatinya dengan cinta. Oh Gandari, engkau seperti bidadari dari sorga yang diberi tugas lahir ke bumi.
Bisma datang ke
Kerajaan Gandara dengan pasukan maha besar, mengibarkan bendera kuning
sebagai lambang persahabatan. Diterima Raja Subala dan istrinya, Bisma
membawa lamaran untuk sang putri, Gandari. Tapi raja Subala terkejut,
karena pinangan itu bukan untuk pangeran Pandu, melainkan pangeran
Drestarasta yang buta. Orang tua siapa yang tidak merintih, kalau putri
tersayang mereka harus mendampingi calon raja yang cacat.
Saat dibisikkan dayang istana bahwa dia sudah dilamar calon raja Hastinapura, Gandari gembira bukan main. Dia melayang-layang. Mimpinya segera terwujud. Namanya Drestarasta, ucap para dayang. Gandari dan para dayang tidak tahu keadaan pangeran Hastina itu. Dalam pikiran mereka, dia adalah sosok tampan dan sempurna. Gandari semakin melayang-layang. Calon ratu itu tiba-tiba mabuk cinta.
Hati Gandari remuk. Mimpinya sirna. Air mata sekarang membasahi pipi. Tatapan matanya kosong. Dadanya sesak. Lama dia menenangkan perasaan. "Kenapa Tuhan tidak adil, Dia telah memberi kecantikan ini, kenapa sekarang Dia memberi takdir untuk mendampingi suami yang buta?" ucap Gandari terisak.
Tapi Gandari adalah gadis yang lembut. Bukan hanya cantik, dia juga memiliki keluhuran hati.
Untuk memahami kebutaan suaminya, Gandari bersumpah menutup matanya dengan selembar kain. Dia memilih kegelapan agar bisa juga merasakan penderitaan suaminya.
Oh Gandari, bukan hanya cantik seperti bidadari, hatimu juga luhur dan bijaksana.
Saat dibisikkan dayang istana bahwa dia sudah dilamar calon raja Hastinapura, Gandari gembira bukan main. Dia melayang-layang. Mimpinya segera terwujud. Namanya Drestarasta, ucap para dayang. Gandari dan para dayang tidak tahu keadaan pangeran Hastina itu. Dalam pikiran mereka, dia adalah sosok tampan dan sempurna. Gandari semakin melayang-layang. Calon ratu itu tiba-tiba mabuk cinta.
Hati Gandari remuk. Mimpinya sirna. Air mata sekarang membasahi pipi. Tatapan matanya kosong. Dadanya sesak. Lama dia menenangkan perasaan. "Kenapa Tuhan tidak adil, Dia telah memberi kecantikan ini, kenapa sekarang Dia memberi takdir untuk mendampingi suami yang buta?" ucap Gandari terisak.
Tapi Gandari adalah gadis yang lembut. Bukan hanya cantik, dia juga memiliki keluhuran hati.
Untuk memahami kebutaan suaminya, Gandari bersumpah menutup matanya dengan selembar kain. Dia memilih kegelapan agar bisa juga merasakan penderitaan suaminya.
Oh Gandari, bukan hanya cantik seperti bidadari, hatimu juga luhur dan bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar