Label
- Bahasa Bali
- Belajar
- berjapa
- bisnis online
- cinta
- English course
- fashion
- Fun Math
- Hindu Universal
- Jalan-jalan ke Bali murah meriah
- kecantikan wanita
- Kedai O'onk
- Kedai O'onk news
- Kesehatan Alami
- Mahabharata
- Masakan Arab
- Masakan Indonesia
- masakan vegetarian
- Motivasi
- oleh-oleh khas Bali
- Pesta
- Pesta Pernikahan
- puisi
- resep masakan jepang
- sastra
- Scient
- suka - suka
- toko kue cs
- tradisi
- tradisi Bali
- Yoga
Rabu, 26 November 2014
Benang Tri Datu
Sejarah benang Tri Datu dimulai saat pemerintahan Dalem Waturenggong di Gelgel, untuk menyatukan Nusa Penida dibawah perlindungan Bali (Gelgel), akhirnya Patih Jelantik (Karang Buncing) diutus untuk menundukkan Dalem Bungkut (putra raja Bedaulu).
…………………….
Karena mengakui keunggulan patih Jelantik Beliau bersedia menyerahkan kekuasaannya kepada Dalem Gelgel, dengan syarat, masyarakat Bali harus selalu taat dan bakthi kepada Hyang Widhi dan leluhur, dan sebagai bukti maka masyarakat Bali harus menggunakan benang Tri Datu, bila tidak maka mereka berarti tidak bakti lagi sehingga Ancangan Ratu Gede Mecaling akan menghukum mereka, dan sejak itulah benang Tri Datu yg memiliki arti Trimurti digunakan sebagai identitas keagamaan di Bali dan saat ini se-Indonesia.
……………………..
Dalam perjalanannya benang TRIDATU juga bermakna sebagai kekuatan Tuhan dalam mencipta (Brahma) berarti kita harus selalu menciptakan kebaikan darma, kemudian memelihara (Wisnu) mengandung maksud kita akan selalu diingatkan untuk selalu memelihara kebajikan/darma dan terklahir pralina (Siwa) kita harus mau menghilangkan rasa ketidak baikan /adarma. itulah salah satu kegunaan pemakain benang TRIDATU.
Benang tridatu mapelintir disebut benang sawit berwarna tiga:
merah = simbol Brahma,
putih = simbol Siwa,
hitam = simbol Wisnu,
mohon perlindungan/ tameng dari Sanghyang Tiga Sakti/trimurti = G.O.D Hyang Widhi Wasa.
Dimulai pada abad 14-15 ketika Dalem Watu Renggong menjadi raja di Bali, saat menaklukkan dalem Bungkut (Nusa) oleh Patih Jelantik, telah terjadi kesepakatan antara Dalem Bungkut/Nusa dengan Dalem Watu Renggong, kesepakatan itu bahwa kekuasaan Nusa diserahkan kepada Dalem Watu Renggon (Bali) begitu pula rencang dan ancangan Beliau (Ratu Gede Macaling) dengan satu perjanjian akan selalu melindungi umat Hindu / masyarakat Bali yang bakti dan taat kepada Tuhan dan leluhur, sedangkan mereka yang lalai akan dihukum oleh para rencang Ratu Rede Macaling, Bila Beliau akan melakukan tugasnya maka Kulkul Pajenengan yang kini disimpan dan disungsung di Puri Agung Klungkung akan berbunyi sebagai pertanda akan ada malapetaka atau wabah, Benang Tridatu digunakan sebagai simbol untuk membedakan masyarakat yang taat/bakti dengan masyarakat yang lalai/tidak taat, dan sejalan dengan identitas Hindu Bali maka benang tridatu merupakan Indentitas yang tidak tergantikan oleh apapun karena selalu dilindungi oleh kekuatan Hyang Widhi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar