Jumat, 12 Desember 2014

Mengalahkan sihir




Jika anda juga seorang penikmat serial Mahabharata (atau Kisah Epos Mahabharata) maka anda pasti juga bisa me-list orang-orang hebat yang ada dalam kisah tersebut.
Ada Bhisma yang adalah Putra Dewi Gangga, yang merupakan panglima tertinggi Hastina Pura, yang demikian disegani karena kehebatannya dan memiliki ‘kuasa sihir’ untuk mati sesuai keinginannya sendiri. Kemudian, ada pula Drona Charya, guru kerajaan Hastina yang adalah putra dari Maharsi Bharadwaja. Kehebatan Arjuna memanah, serta kehebatan para pandawa adalah hasil didikan Guru Drona.belum lagi para panglima dan kstaria tangguh berbagai kerajaan yang ada di pihak Hastina seperti Karna yang mampu menandingi kehebatan Arjuna.
Deretan ksatria hebat perkasa ada di pihak Hastina, meski itu tetap tidak menjadikannya pemenang dalam perang Mahabharata.
Tapi sebelum membahas materi utama dalam artikel ini, yaitu Ilmu Sihir Basudewa Khrishna. Tentu anda juga ingat bagaimana perang Mahabharata bisa terjadi. Salah satu tokoh yang menjadi penyebab kunci perang ini adalah Sang Raja Gandhara, Shakuni.
Dendam kesumatnya pada Bhisma membuatnya berkehendak menghancurkan seluruh dinasti kuru dengan mendidik salah satu penerus Dinasti Kuru, yaitu Korawa untuk membenci sepupu mereka, Pandawa. Kelicikannya dalam mengdu domba dan mulutnya yang tajam membuat begitu banyak kehancuran terjadi, termasuk kehancuran di medan perang Kuru.
Bujuk rayu dan kelicikan bertutur kata serta menebar pengaruh, itulah kunci kekuatan Shakuni. Dan itulah yang kemudian menggerakkan Dinasti besar itu terbagi dua lalu berperang satu dengan yang lain.
Namun kelicikan dan bujuk rayu juga yang membuat pihak Pandawa mendapatkan kemanangannya, setidaknya membuat kemenangannya lebih mudah. Kelicikan dan bujuk rayu siapa? Krishna, tentu saja!
Bhisma dan Guru drona adalah dua frontier Hastina Pura, yang selama mereka berdua masih ada memimpin peperangan, hampir mustahil untuk Pandawa memenangkan peperangan. Apa lagi kedua orang hebat tersebut memiliki ‘ilmu sihir’ untuk bisa mati sesuai kehendaknya.
Tapi, apa yang kemudian mengalahkan mereka?
“Kalahang tutur mekejang,” Kata ayah saya saat kamu sekeluarga sedang menonton serial ini bersama-sama, “Saktian tutur ne i Krishna tin Bhisma jak Drona”
Terjemahannya, menurut gumanan ayah saya itu, kekuatan Bhisma dan Drona ternyata kalah oleh kata-kata Basudewa Khrishna.
Orang-orang hebat yang konon tak terkalahkan itu memilih untuk kalah dan membiarkan dirinya terjatuh dan bahkan melepaskan semua kuasa sihirnya, melepaskan semua kesaktiannya, agar lebih mudah terkalahkan, segera setelah Krishna menelanjangi mereka dengan tutur katanya.
Bahkan, Duryodana yang telah mendapatkan kuasa sihir dari ibunya untuk memiliki kekuatan luar biasa dan tidak bisa mati, yang seharusnya bisa membawa Hastina Pura pada kemenangan, juga bisa ditaklukkan oleh Bhima karena tutur kata Kirshna.
Kesimpulannya, tutur kata Shakuni memulai peperangan, namun tutur kata dan pengaruh (influence) Krishna membawakan kemenangan pada pihak yang didukungnya.
Krishna terkenal memiliki Cakra Sudarsana, senjata yang mampu menghancurkan apapun dalam waktu sekejap. Namun, jangankah memakai senjata pamungkasnya itu, Krishna bahkan tidak ikut berperan dalam peperangan kecuali sebagai seorang kusir di kereta Arjuna. Namun, bahkan tanpa mengeluarkan ilmu sihir apapun atau senjata pamungkas apa pun, Krishna mampu mengalahkan para ksatria hebat itu dengan pengaruh yang dimiliki dan tutur katanya.
Ternyata, tutur kata dan pengaruhnya lebih hebat dari pada ilmu sihir apa pun yang dimiliki para ksatria yang berperang di lapangan Kuru (Kuru Ksetra) itu.
Jadi, mungkin ada baiknya jika anda latih kembali ‘ilmu sihir’ yang memang sudah ada dalam diri setiap manusia itu, yaitu menyihir dengan kata-kata dan pengaruh. Ilmu sihir yang bisa anda pakai dalam setiap bidang kehidupan anda, dan membantu menjadikan anda pemenang dalam setiap area kehidupan anda.

 sumber> putu yudiantara motivator

 https://www.facebook.com/penghipnotis?ref=ts&fref=ts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar