Selepas dari penjara, ayahku rajin mmbantu kakek sbgai tukang jarit dalam pasar. Ayahmu tlah brubah, kata kakek.
Sebelumnya ayah terkenal bandel trgolong anak jarum super, jarang di
rumah suka pergi. Kakek sering dibuatnya mangkel. Maklum putra pertama
satu2nya laki2 dengan 3 adik prempuan.
Pernah suatu larut malam ayah gedor2 gerbang minta dibukakan.
Keseringan, keterlaluan. Kakek bangun sambil memegang rotan panjang yang
sudah disiapkan. Begitu pintu dibuka, kakek langsung menyabet ke arah
badan ayah. Weess....wes...wes....berkali2. Gak kena.
Lagi....wes....wes...wes....gak kena2 juga. Kakek gak tau klo ayah jago
silat stembak. Saking menahan marah, kakek jadi kejang lalu roboh. Ayah
reflek loncat menyambar sambil nangis........
Sejak itu nakalnya
ayah berkurang sangat signifikan. Untuk mmbuat ayah lebih jinak lagi
lalu kakek mnjodohkan ayah dengan gadis cantik satu desa lain banjar
yang kmudian menjadi ibu kandungku. Padahal usia mereka sama2 sekitaran
16 tahun. Menurut undang2 perkawinan skarang pernikahan dini itu
dilarang karna banyak risikonya.
Tapi bagi aku masalahnya bukan
disana. Pertanyaanku adalah, apakah benar pernikahan mmbuat orang mnjadi
lebih tenang n lebih jinak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar