Alkisah
pada zaman dahulu di India adalah seorang Sadguru-Guru Agung dan hanya
memiliki 10 orang murid. Ke-10 orang murid ini adalah orang yg luar
biasa karena mereka telah menembus inti ajaran sejati. Diantara ke-10
murid tsb ada seorang murid yg memiliki welas asih yg besar kepada umat
manusia, Maka ia menemui Gurunya dan bertanya tentang beberapa hal…
Murid: Guru adalah Guru yg sempurna kenapa guru hanya mengajar hanya kepada sedikit orang dan menguji mereka habis-habisan sebelum Guru menerima mereka menjadi murid. Setelah aku menjadi murid Guru selama 10 tahun,aku telah menembus inti ajaran Guru yg dapat membebaskan manusia dari kelahiran dan kematian (lautan samsara), jika ajaran ini disampaikan pada org banyak maka tentu saja banyak yg terbebaskan dari derita.
Guru: Dengan tersenyum ia menjawab,muridku yg budiman dengarkanlah cerita ini.
Pada zaman dahulu ada seorang kakek ingin menanam jagung. Maka ia pun mencari benih yg terbaik kemudian ia melakukan percobaan-percobaan agar benih jagungnya dapat tumbuh subur dan berbuah.
Percobaan 1: ia menabur benih tsb ditanah yg berpasir maka hasilnya benihnya tdk dapat tumbuh sekali, sama seperti jika benih rohani diberikan kepada orang yg tidak memiliki keyakinan maka hasilnya akan sia-sia.
Percobaan 2: ia menabur benih tsb ditanah yg memiliki banyak rumput maka hasilnya benih jagung itu tumbuh namun akhirnya tdk dapat berkembang karena rumput tsb menghalangi pertumbuhannya. Hal ini sama jika benih rohani diberikan kepada mereka yg tdk memiliki tekad dan keyakinan yg kuat, maka jika rintangan datang orang ini akan jatuh dan tdk ada perkembangan lagi.
Percobaan 3: ia menabur benih tsb ditanah yg subur,tanah yg tidak berpasir dan berumput.Tanah yg baik maka benih itu tumbuh subur dan akhirnya berbuah, hal ini sama jika benih rohani diberikan kepada mereka yg memiliki keyakinan yg kuat dan memiliki kebijaksanaan maka mereka akan mencapai tgkat penerangan agung.
Nah muridku yg bijaksana kelak jika engkau mencapai tingkat Pe ncerahan/penerangan agung engkau harus menabur benihmu di ladang yg baik atau dengan kata lain carilah mereka yg memiliki keyakinan dan kebijaksanaan, Sehingga engkau akan melihat keberhasilan mereka dan jerih payahmu tidak sia-sia. Engkau memiliki cinta kasih yg besar kpd manusia namun engkau juga harus memiliki kebijaksanaan karena cinta kasih tanpa kebijaksanaan adalah bencana.
Sang murid menerima kata-kata Gurunya dan menyimpan didalam hatinya, sehingga Dharma sejati ini tidak disia-siakan oleh manusia. Setelah Sang Guru pergi ia menjadi penerus Gurunya dan memiliki sedikit murid.Namun sedikit murid ini adalah orang-orang yg agung dan mulia.(Cerita dari buku Orang2 bijak jilid 1)
RASA BOSAN
Seorang Tua yang bijak ditanya oleh tamunya
Tamu :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?"
Pak Tua :
"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."
Tamu :"Kenapa kita merasa bosan?"
Pak Tua :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."
Tamu :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"
Pak Tua : "Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."
Tamu :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"
Pak Tua: "Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"
Tamu :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua."
Pak Tua : "Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."
Tamu: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"
Pak Tua : "Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya."
Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.
Tamu : "Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"
Pak Tua :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."
Tamu :"Contohnya? "
Pak Tua :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."
Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.
Tamu :
"Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain
sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaibanpun terjadi.
Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"
Sambil tersenyum Pak Tua berkata:
"Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."
Murid: Guru adalah Guru yg sempurna kenapa guru hanya mengajar hanya kepada sedikit orang dan menguji mereka habis-habisan sebelum Guru menerima mereka menjadi murid. Setelah aku menjadi murid Guru selama 10 tahun,aku telah menembus inti ajaran Guru yg dapat membebaskan manusia dari kelahiran dan kematian (lautan samsara), jika ajaran ini disampaikan pada org banyak maka tentu saja banyak yg terbebaskan dari derita.
Guru: Dengan tersenyum ia menjawab,muridku yg budiman dengarkanlah cerita ini.
Pada zaman dahulu ada seorang kakek ingin menanam jagung. Maka ia pun mencari benih yg terbaik kemudian ia melakukan percobaan-percobaan agar benih jagungnya dapat tumbuh subur dan berbuah.
Percobaan 1: ia menabur benih tsb ditanah yg berpasir maka hasilnya benihnya tdk dapat tumbuh sekali, sama seperti jika benih rohani diberikan kepada orang yg tidak memiliki keyakinan maka hasilnya akan sia-sia.
Percobaan 2: ia menabur benih tsb ditanah yg memiliki banyak rumput maka hasilnya benih jagung itu tumbuh namun akhirnya tdk dapat berkembang karena rumput tsb menghalangi pertumbuhannya. Hal ini sama jika benih rohani diberikan kepada mereka yg tdk memiliki tekad dan keyakinan yg kuat, maka jika rintangan datang orang ini akan jatuh dan tdk ada perkembangan lagi.
Percobaan 3: ia menabur benih tsb ditanah yg subur,tanah yg tidak berpasir dan berumput.Tanah yg baik maka benih itu tumbuh subur dan akhirnya berbuah, hal ini sama jika benih rohani diberikan kepada mereka yg memiliki keyakinan yg kuat dan memiliki kebijaksanaan maka mereka akan mencapai tgkat penerangan agung.
Nah muridku yg bijaksana kelak jika engkau mencapai tingkat Pe ncerahan/penerangan agung engkau harus menabur benihmu di ladang yg baik atau dengan kata lain carilah mereka yg memiliki keyakinan dan kebijaksanaan, Sehingga engkau akan melihat keberhasilan mereka dan jerih payahmu tidak sia-sia. Engkau memiliki cinta kasih yg besar kpd manusia namun engkau juga harus memiliki kebijaksanaan karena cinta kasih tanpa kebijaksanaan adalah bencana.
Sang murid menerima kata-kata Gurunya dan menyimpan didalam hatinya, sehingga Dharma sejati ini tidak disia-siakan oleh manusia. Setelah Sang Guru pergi ia menjadi penerus Gurunya dan memiliki sedikit murid.Namun sedikit murid ini adalah orang-orang yg agung dan mulia.(Cerita dari buku Orang2 bijak jilid 1)
RASA BOSAN
Seorang Tua yang bijak ditanya oleh tamunya
Tamu :"Sebenarnya apa itu perasaan 'bosan', pak tua?"
Pak Tua :
"Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu."
Tamu :"Kenapa kita merasa bosan?"
Pak Tua :"Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki."
Tamu :"Bagaimana menghilangkan kebosanan?"
Pak Tua : "Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya."
Tamu :"Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?"
Pak Tua: "Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?"
Tamu :"Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua."
Pak Tua : "Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang."
Tamu: "Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?"
Pak Tua : "Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya."
Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.
Tamu : "Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?"
Pak Tua :"Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan."
Tamu :"Contohnya? "
Pak Tua :"Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu."
Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.
Tamu :
"Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain
sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaibanpun terjadi.
Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?"
Sambil tersenyum Pak Tua berkata:
"Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar