ki tegesni sunari gading, gina agung alit, manusa wenang, iki lwurnia:
hana dewa ngelayang, guru tunggal, ring sunia pantarannia, rumawak tuduh, endah kautamania, aran sanghyang licin, saking tan hana sangkania, endah pelag senennia, rumawak guru tunggal, ONG, rumawak manusa sakti, ekaksarania metunia, ONG bhagawan bhrigu, ana Rwa Mimitan, ala mwang ayu, kala mwang dewa, sanghyang rahu lawan sanghyang ketu, angadakang Dewa kabeh, metu sanghyang licin ring sunia Nirmala, kawilangania Windhu, patengahaning Kala Kalawan Dewa,
Iki linggania, ANG, Kala, AH, Dewa, ONG, Manusa Sakti. rumaga Windu, ngakan iki linggania (modre), manusa sakti rumawak sanghyang tuduh, nuduhang ala ayu, rahina wengi, ana Windu rumawak surya, wulan lintang tranggana, iki linggania: ang-akasa, ung-pertiwi, mang- ngawang-ngawang, metu wuku SINTA, ana Eka kala ngaran sangkala Sunia, dadi kalaning Dina, Ngaran Tali Wangke.
Wus sang Hyang ketu mayoga, metu Wuku Roro, Landep, Ukir, hana dwi wara, hana menge pepet (2), hana gumi langit, ngawang-ngawang ana rahina Wengi, dst.
Saudara Sedharma, senusantara... Mungkin Kitab SUNDARI GADING, SUNDARI
BUNGKAH, SUNDARI TERUS, sudah jarang ada yang memiliki kesamaan dengan
seluruh kepercayaan Luhur (tua) Nusantara, maka kitab ini sering disebut
Purwagama (atau WIWITAN).
Sekarang, pertanyaannya, apakah Kitab SUNDARI GAMA, dst merupakan KITAB HINDHU? atau Agama Tirtha yang di HINDHUKAN?
aksara "ah" bapa akasa pak? dan aksara "ang" itu ibu pertiwi?
ANG itu akasa, AH itu ibu pertiwi. cening kebalik,,, samounang kebalik, nanti konslet...he..he... ANG berasal dr A... ditambah windu, candra, nada. Windu, Candra, nada lambang Energy, jadi Bapa adalah lambang Energy, Ibu lambeng Materi. Seperti listrik: ANG adalah energy listrik yang mengalir, dan AH adalah kabelnya. Energi Listrik/voltase: terdiri dari Positive / elektron (candra), dan Proton (nada) beserta Nol. begitu klo di ilmi Fisika keistrikan.
kalau kita pelajari Sunda Wiwitan, maka kita akan bertemu istilah2 yang sama. dlam kitab Karuhun (kaweruhan klo di BALI) ada disebutkan: sebelum orang hindhu membangun kerajaan di medang kamulan, wiwitan (purwa gama) ini sudah ada. istilah2 yang masih sering di pakai adalah: RA - (yang mengacu pada RA-ADITYA = Surya), inilah Dewa pertama yang dikenal manusia, BG melaui krisna juga membenarkan ini, bahwa: ajaran yg diwejangkan pada arjuna sudah pernah disampaikan m=pada SURYA, wiswawan, seiirng perjalanan waktu, menghilang ditelan jaman,,, dan diwejangkan kembali jaman Mahabarata. RA-aditya = surya, RA-Hayu = sejahtra atas kehendak dewata, Ra-Hajeng, RA-Harja. kata RA mengacu pada Tuhan. DEWA RA- di mesir, di Jepang juga: Putra RA artinya turunan Matahari,
aksara adalah alat utk menuliskan sastra, pasti yang di Ulas pertama adalah AKSARA sebagai Lambang Bunyi, dan lambang2 Formula. kalau pernah belajar Fisika dan Kimia, pasti akan belajar Lambang juga, H20 = Air, di Bali Ung. H2s = kentut, di Bali ang (ampru). dan seterusnya,,,kita yang tidak peduli dan lebih mempelajari pelajaran formal, maka kita melupakan ilmu warisan leluhur.
di atas adalah siwa sidhanta vajrayana, entah sunarigama berasal dari siwa siddanta yang di bawa agastya, atau yang lain yang jelas, sunarigama akan berlanjut pada kanda pat, jika diformulasikan ditingkat kanda pat dewa maka sama dengan sidhanta, atau siwa sampurna.
jika sunari gama ini dilanjut barbarannya maka akan sampai pada: pati Urip (banten pati-urip) atau pengabenan dasar dan namaskara. yang dibagi menjadi sub-sub semerti/penjelasan seperti: rare angon, roga sagarahumi, dll.
bahasa lumrah sering tercap: MEME-BAPA, ANG-AH,.. padahal BAPA-MEME, ANG-AH. kalau di manusia: ANG adalah BIBIT/ SPERMA/ PEJUHKama PETAK, dan AH adalah Tempat meletakan BIBIT/ Sel Telur/ Kama Bang. di meditasi / ngulengang Kahyun: ANG adalah nafas masuk, dan AH adalah Nafas keluar. Dalam Kawiesesan, ANG adalah menghimpun Energy, dan AH adalah Menyalakan, Swara RWA atau suara kembar (NGH) melepas...
perjalanan keagamaan di India sangat panjang juga, sebelum india di Dominasi oleh Islam selama kurang lebih 800 tahun, agama disana beraliran brahmana, kemudian setelah gerakan arya samaj, upaya mengembalikam hindhu dri misionaris kristen dan islam, india sekarang penganut Hindhu Puranic. mereka berdasarkan Puran: siwa purana mengagungkan siwa saja, wisnu purana mengagungkan Wisnu saja, durga, agni, aghori, linggayat, hanuman dan banyak lagi..
Agama Hindu masuk keNusantara pd abad 1masehi,brakar pd Shaiva Shidanta dr Rsi Agastya,dilanjutkn oleh murid bliau brnm Trina Windu diknl dng Bhatara Guru/Eka pratama.dn diBali dprkenalkn oleh oleh Rsi Markandya dng Bebaliny,dilanjutkn oleh Mpu Sangkul putih dng penambahn Arca pralingga,diprknalknnya tata kpemimpinan Dukuh,Prawayah dn Kubayan,
Empu Kuturan dng Desa Pekraman,adat,kahyangan 3/Tri Murti.
Mpu jiwaya dng Tantrik,
Dnghyang Nirartha dng Tri Purusany.
Kl dilihat Bali tidak pas disbt hny sbg sekedar Agama,sbb cakupannya sngt luas hingga nigama dn sundari gama slaras dng tantra,mantra,yantra.
sama seperti sunari gama, yang berisi bhuana bahbah, sebenarnya isinya adalah penjelasan: HAKEKAT MANUSIA, dari tidak ada (sunya) sampai kembali ke sunya, ditengah2 adalah Kanda pat sari, disana tidak ada mantra, tidak ada banten tapi kaweruhan, dan berahkir di kanda pat atma dan Subhiksu, sejatinya ajaran ini mengajarkan bagaiamana manusia melalui kehidupan. Sunari = Indah, Gama = Pegangan. Pegangan indah kehidupan tapi berbau tantrayana dikit.
Sekarang, pertanyaannya, apakah Kitab SUNDARI GAMA, dst merupakan KITAB HINDHU? atau Agama Tirtha yang di HINDHUKAN?
aksara "ah" bapa akasa pak? dan aksara "ang" itu ibu pertiwi?
ANG itu akasa, AH itu ibu pertiwi. cening kebalik,,, samounang kebalik, nanti konslet...he..he... ANG berasal dr A... ditambah windu, candra, nada. Windu, Candra, nada lambang Energy, jadi Bapa adalah lambang Energy, Ibu lambeng Materi. Seperti listrik: ANG adalah energy listrik yang mengalir, dan AH adalah kabelnya. Energi Listrik/voltase: terdiri dari Positive / elektron (candra), dan Proton (nada) beserta Nol. begitu klo di ilmi Fisika keistrikan.
kalau kita pelajari Sunda Wiwitan, maka kita akan bertemu istilah2 yang sama. dlam kitab Karuhun (kaweruhan klo di BALI) ada disebutkan: sebelum orang hindhu membangun kerajaan di medang kamulan, wiwitan (purwa gama) ini sudah ada. istilah2 yang masih sering di pakai adalah: RA - (yang mengacu pada RA-ADITYA = Surya), inilah Dewa pertama yang dikenal manusia, BG melaui krisna juga membenarkan ini, bahwa: ajaran yg diwejangkan pada arjuna sudah pernah disampaikan m=pada SURYA, wiswawan, seiirng perjalanan waktu, menghilang ditelan jaman,,, dan diwejangkan kembali jaman Mahabarata. RA-aditya = surya, RA-Hayu = sejahtra atas kehendak dewata, Ra-Hajeng, RA-Harja. kata RA mengacu pada Tuhan. DEWA RA- di mesir, di Jepang juga: Putra RA artinya turunan Matahari,
aksara adalah alat utk menuliskan sastra, pasti yang di Ulas pertama adalah AKSARA sebagai Lambang Bunyi, dan lambang2 Formula. kalau pernah belajar Fisika dan Kimia, pasti akan belajar Lambang juga, H20 = Air, di Bali Ung. H2s = kentut, di Bali ang (ampru). dan seterusnya,,,kita yang tidak peduli dan lebih mempelajari pelajaran formal, maka kita melupakan ilmu warisan leluhur.
di atas adalah siwa sidhanta vajrayana, entah sunarigama berasal dari siwa siddanta yang di bawa agastya, atau yang lain yang jelas, sunarigama akan berlanjut pada kanda pat, jika diformulasikan ditingkat kanda pat dewa maka sama dengan sidhanta, atau siwa sampurna.
jika sunari gama ini dilanjut barbarannya maka akan sampai pada: pati Urip (banten pati-urip) atau pengabenan dasar dan namaskara. yang dibagi menjadi sub-sub semerti/penjelasan seperti: rare angon, roga sagarahumi, dll.
bahasa lumrah sering tercap: MEME-BAPA, ANG-AH,.. padahal BAPA-MEME, ANG-AH. kalau di manusia: ANG adalah BIBIT/ SPERMA/ PEJUHKama PETAK, dan AH adalah Tempat meletakan BIBIT/ Sel Telur/ Kama Bang. di meditasi / ngulengang Kahyun: ANG adalah nafas masuk, dan AH adalah Nafas keluar. Dalam Kawiesesan, ANG adalah menghimpun Energy, dan AH adalah Menyalakan, Swara RWA atau suara kembar (NGH) melepas...
perjalanan keagamaan di India sangat panjang juga, sebelum india di Dominasi oleh Islam selama kurang lebih 800 tahun, agama disana beraliran brahmana, kemudian setelah gerakan arya samaj, upaya mengembalikam hindhu dri misionaris kristen dan islam, india sekarang penganut Hindhu Puranic. mereka berdasarkan Puran: siwa purana mengagungkan siwa saja, wisnu purana mengagungkan Wisnu saja, durga, agni, aghori, linggayat, hanuman dan banyak lagi..
Agama Hindu masuk keNusantara pd abad 1masehi,brakar pd Shaiva Shidanta dr Rsi Agastya,dilanjutkn oleh murid bliau brnm Trina Windu diknl dng Bhatara Guru/Eka pratama.dn diBali dprkenalkn oleh oleh Rsi Markandya dng Bebaliny,dilanjutkn oleh Mpu Sangkul putih dng penambahn Arca pralingga,diprknalknnya tata kpemimpinan Dukuh,Prawayah dn Kubayan,
Empu Kuturan dng Desa Pekraman,adat,kahyangan 3/Tri Murti.
Mpu jiwaya dng Tantrik,
Dnghyang Nirartha dng Tri Purusany.
Kl dilihat Bali tidak pas disbt hny sbg sekedar Agama,sbb cakupannya sngt luas hingga nigama dn sundari gama slaras dng tantra,mantra,yantra.
- Komang Indrayana Kalau hk bersifat vaisnava. Konsen ke visnu dan turunnya. 2 kelompok ini memang sering bertentangan. Nak mulo keto. Lahir hidup mati. Antara hidup jak matu selalu bertentangan. Nyak ben murid mare melajah mimih jeg jeg saling ngadokang sabuk kak ne. Xixixixi
- Darma Suanjaya @ Komang Indrayana, tidak sepenuhnya BALI siwaisme, Bali memiliki perjalanan panjang soal keagamaan, Dari Budha, kemudian menjadi Puranic atau adanya sampradaya2, kemudian luluh menjdi TRI MURTI oleh Mpu Kuturan jaman Udayana, kemudian Jaman Dalem sempat Waisnawa, kemudian jaman dalem watu renggong menjadi Siwa - buhda jaman Dhanghyang nirarta, kemudian jaman berikutnya jaman astapaka beragama budha s-sogatha. kemudian menyebut diri agama Tirtha sebelum di akui, dan tahun 1957 baru menjadi Hindhu, dan ada parisadha Hindhu- Bali, kemudian menjadi PHDI. jadi Hindhu Bali adalah: Campuran........ seperti jalan aspal yang di tumpuk- ditumpuk tanpa menghilangkan yang lama. makanya keagamaan di Bali tidak seragam kemudian disbt Desa kala patra.
- Darma Suanjaya @ Komang Indrayana, utk Waisnawa di Bali memiliki warna yang sangat beda, karena waisnawa bhairawa kalacakra. pedomannya adalah sodasiwikrama, dan Biasanya dalam upakara/upacara tidak dipuput oleh Pedanda (nudha /siwa), tapi cukup nunas trtha di Padukuhan, ini ada sejarahnya, ketika dewa ayu laksmi putri dalem di nikahi oleh Guru waisnawa, sejak itu Waisnawa tidak dipakai lagi sbg purohito, tapi Konsep TRINAWINDU atau TRI SADHAKA, masih dan biasanya memiliki tugas utk membersihkan alam bawah, alam tengah dan atas. HK, itu jelas beda, karena mengacu Pada BG dan Srimad Bhgawatam saja sebagai acuan di tambah dengan tradisi india. tidak ada Caru atau Bhuta yadnya. bahkan kalau sempat ikut HK maka akan ketemu dgn kata2: HK bukan bagian dri Hindhu, weda adalah Ranting usang...dsbgnya, coba baca, pidato atau wrjangan2 Srila prbaupada.
- Komang Indrayana Bhairawa nike kan sivaisma medue bli darma. Ajaran budha termasuk vaisnawa. Budha yg asli cuman raja sailendra saja. Majapahit sampun pokok ajaran siva yg disisipkan budha. Nah niki menamakan diri kelompok vaisnawa. Yen rereh vaisnawa asli ya gak makan daging, ritual sedikit saja.
- Darma Suanjaya @ komang Komang Indrayana, Bhairawa sebenarnya sempalan siwaisme yaitu dari pemuja Bhairawi atau Durgha, tapi di Bali dan Nusantara, ini mengalami sinkretisme. Budha yang mengalami sinkretisme dengan bhairawa menjadi Jainisme, waisnawa aslinya tidak ada menggunakan daging, dan di bali dikenal Bebali yang di bawa oleh Markandya bersama muridnya,.
- Komang Indrayana Nah vaisnawa masuk ke bali nak sampun campuran dg sivais. Dibali yg awalnya asli sivais akhirnya kandungan vaisnawanya kecil sekali. Banyak bhakta yg bingung mana saja unsur unsur vaisnawanya. Bukti niki sering kurang puas penjelasannya. Di besakih sendiri pelinggih tertinggi tetap memakai ciwa yg tertinggi di penatarannya.
- Darma Suanjaya @ Komang Indrayana, ajaran waisnawa markandya kalo di perhatiakan biasanya di praktekan di Bali tengah, songan, batur, kintamani, dan beberapa daerah pegunungan. purohito waisnawa yang datang bersamaan dgn kresna kapakisan termasuk waisnawa yang sudah campuran, jika di teliti, unsur waisnawa jaman markandya: biasanya ada banten bebali, banyak unsur buah (kacang, kace, komak) sbgai simbol, di besakih ada tiga Candi atau padma tiga adalah lambang TRINI atau trinawindhu atau Tri Sadhaka, terdiri dari siwa, sogata, waisnawa.
- Darma Suanjaya @ Ajung Dalem Rai, sebenarnya panca wali krama, eka dasa ludra termasuk caru/pembersihan, dan pada saat ini TRINA WINDU ini memiliki fungsi masing2 yaitu membersihkan alam bawah, tengah dan atas. Caru bukan yang: Bhuta bhucari, Kala bhucari dan Durgha bhucari saja, tapi masih banyak jenisnya yang lain tergantung tingkatannya, dan beda sebutannya.
- Sidi Dharma @Dharma Suanjaya : di Lontar apa mungguh Padma Tiga lambang Tri Sadaka, tumben sy dengar???
- Darma Suanjaya @ sidi Sidi Dharma, Inilah sunari gama, untuk yang alit dan agung sebagai pedoman manusia. inilah macamnya: ada kekutan (dewa) yang melayang-layang, ajaran tunggal di alam Sunyi tempatnya (dalam gambar sebagai SAT), menjadi sanghyang TUDUH (penentu) beraneka macam keutamaannya, bernama sanghyang LICIN, berasal dari TIDAK ADA (kosong/ Windhu), berbagai macam gelarnya, berwujud GURU TUNGGAL (OM), ONG berwujud manusia Sakti mengeluarkan akasara Tunggal (OMKARA), OM sebagai Bhagawn Brighu, memunculkan dua perbedaan awal yang berpasangan, Baik buruk, kala dan Dewa, siang dan malam, mewujudkan para dewata, muncul sanghyang LICIN dari kesunyian yang suci berbentuk WINDHU ( o ), diantara kala dan Dewa, ini lambangnya ANG = kala, AH = Dewa, Ong Manusa Sakti berwujud Windhu, Ini lambangnya (lambang Modre tak bisa ditulis), manusia sakti sebagai sanghyang TUDUH, yang menentukan baik Buruk, dan seterusnya......
- Darma Suanjaya @ sidi Sidi Dharma, coba kebitin Purana Besakih, lan babad dalem, juga ada buku tentang TRINA WINDU, atau TRINI. disana ada, tapi disana disebutkan: pinaka Trinawindu preragan sang tri sadhaka, gitu kutipannya. kalau saya mengartikan padma tiga diumpakan sebagai simbul trinawindu perwujudannya adalah TRI Sadhaka.
- Sidi Dharma Sesuai lontar Buwana Kosa, dll,,,Padma Tiga pelinggih utk MemuJa Parama Siwa, Sada Siwa dan Siwa yg di sebut Tri Purusa.
- Darma Suanjaya @ sidi Sidi Dharma, tiyang juga menemukan hal yang sama di bhuana Kosa, tapi ini jelas juga dalam purana ada kata: PINAKA PRERAGAN.. itu artinya itu bukan TRI SADHAKA, tapi di andaikan, sehingga mereka memiliki kedudukan yang sama antara siwa, sogata dan waisnawa. Ini mungkin salah satu cara mendamaikan mereka pada Jamannya, sama halnya, keberadaan TRI mURti, menurut rontal gong wesi, semua itu adalah bhatara dalem Kawi, nah siapa bhatara dalem Kawi? kalau siwaisme menganggap itu Siwa yang memurti dados: bhatara sapu jagad, dll....
- Sidi Dharma Padma Tiga puncak Konsep ketuhanan agama Bali yg mana kedudukan tuhan/Siwa dilukiskan scara VertiKal, konsep Tri Purusa setara dg Konsep di dalam Upanisad tentang Nirguna dan Saguna Brahman. Parama Siwa adalah kedudukan tuhan tertinggi, disebut tertinggi krn diluar jangkauan pikiran (Acintya), tak bsa dibayangkan, tak berbentuk, tak terukur, tak terlampaui, dll,,,dg demikian ini setara dg pengertian tuhan sbg Nirguna Brahman. Kemudian kedudukan Tuhan sbg SadaSiwa, tuhan mulai kena pengaruh maya, mulai punya sifat-sifat yg serba Maha, di tingkat ini pikiran manusia mulai bsa menjangkau, makanya ada orang memuJa Tuhan Hyang Maha Besar, MAha Pengasih, Maha Pemurah, dll,,,,di Tingkat ini Tuhan bersifat Saguna Brahman. Kedudukan Berikutnya tuhan sbg Siwa, disini sdh kena pengaruh maya, di tingkat inilah Siwa beranifestasi mjd Dewata nawa sanga.
Kedudukan tuhan scara vertikal di atas sesungguhnya melukiskan tingkat kesadaran manusia di Jalan rohani. Ada kesdaran tuhan sbg pikiran, ada kesadaran yg melampaui pikiran. Kesdaran tuhan sbg pikiran tentu mesti menggunakan symbol2 yg bsa dipahami pikiran. Kesdaran diluar pikiran, berSifat melampaui pikiran dg bgtu tdk butuh symbol.
Jadi konsep Tripurusa mnyiratkan tingkat kesdaran yg bsa dicapai oLeh manusia di dalam menemukan kebenaran.
Tripurusa ini hasil Upgrade Teologi bali sebelumnya yg dilakukan oleh Dang Hyang Nirartha berdasarkan Wahyu yg Beliau teriMa,,,,Mungkin Beliau sangat gusar dg keruntuhan Majapahit, dan berusaha utk menemuan Jawaban apa yg perlu dilakukan utk menyelamatkan Hindu di Bali spy tdk ikut mengalami islamisasi,,,,,Konon Jaman dulu orang Bali hanya menyembah dewa-dewa saja sama spt Majapahit,,,,,Kemudian DangHyang Nirartan mngkin melihat kelemahan ini, oleh krn di dalam meditasinya Beliau melihat Bali bagai bvunga teratai meKar tetapi tdk ada sarinya. Krn itu kemudian lahir ajaran Padmasana, yg sesungguhnya setara atau lebih tinggi dg ajaran Sankarasharya tentang atman dan brahman.
Jadi Padma Tiga boleh dikata sarinya spiritual Bali, yg menunjukkan Tingkat kesdaran tertinggi yg bsa dicapaio oleh umat hindu khusuinya krame Bali. - Darma Suanjaya @ Sidhi Sidi Dharma, sangat betul, makanya jika di kesiwaan jaman dulu ada Bhuana Kosa dalam perawakan Candi parambharman, dan Budha ada sanghyang kamahayanikan yang juga mencerminkan tingkat kesadaran spiritual diwujudkan dalam bentuk borbudhur, disana ada Kama dhatu yang artinya tingkat manusia biasa yang masih sangat erat dengan urusan kebutuhan Jasmani (sex, makan, dll), Rupa dhatu ditingkat kesadaran Sukma, disini sudah mulai dengan kesadaran2 tetapi masih membutuhkan wujud guru atau sakyamuni dalam berbagi bentuk mudra serta kisah ramayana, Di Arupa datu adalah kesadaran atman atau roch. puncak kesadaran ada disini. jika dihubungkan dengan: bhuana kosa maka akan selaras, maka munculah kitab sutasoma gubahan mpu tantular didalamnya ada: bhineka tunggal ika tan hana dharma mangrwa"
- Darma Suanjaya @ Sidi Dharma, sama seperti sunari gama, yang berisi bhuana bahbah, sebenarnya isinya adalah penjelasan: HAKEKAT MANUSIA, dari tidak ada (sunya) sampai kembali ke sunya, ditengah2 adalah Kanda pat sari, disana tidak ada mantra, tidak ada banten tapi kaweruhan, dan berahkir di kanda pat atma dan Subhiksu, sejatinya ajaran ini mengajarkan bagaiamana manusia melalui kehidupan. Sunari = Indah, Gama = Pegangan. Pegangan indah kehidupan tapi berbau tantrayana dikit.
- Ngurah Alit Agama Hindu masuk keNusantara pd abad 1masehi,brakar pd Shaiva Shidanta dr Rsi Agastya,dilanjutkn oleh murid bliau brnm Trina Windu diknl dng Bhatara Guru/Eka pratama.dn diBali dprkenalkn oleh oleh Rsi Markandya dng Bebaliny,dilanjutkn oleh Mpu Sangkul putih dng penambahn Arca pralingga,diprknalknnya tata kpemimpinan Dukuh,Prawayah dn Kubayan,
Empu Kuturan dng Desa Pekraman,adat,kahyangan 3/Tri Murti.
Mpu jiwaya dng Tantrik,
Dnghyang Nirartha dng Tri Purusany.
Kl dilihat Bali tidak pas disbt hny sbg sekedar Agama,sbb cakupannya sngt luas hingga nigama dn sundari gama slaras dng tantra,mantra,yantra.
sama seperti sunari gama, yang berisi bhuana bahbah, sebenarnya isinya adalah penjelasan: HAKEKAT MANUSIA, dari tidak ada (sunya) sampai kembali ke sunya, ditengah2 adalah Kanda pat sari, disana tidak ada mantra, tidak ada banten tapi kaweruhan, dan berahkir di kanda pat atma dan Subhiksu, sejatinya ajaran ini mengajarkan bagaiamana manusia melalui kehidupan. Sunari = Indah, Gama = Pegangan. Pegangan indah kehidupan tapi berbau tantrayana dikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar