Satoimo
(Colocasia esculenta) yang dikenal dengan nama Taro Potato atau Talas Jepang di Buleleng Bali dikenal dengan keladi salak karena rangkaian umbinya seperti buah salak
MANFAAT Satoimo
UMBI SEGAR: Sumber Calsium dan Kalori yang tinggi, tetapi kandungan karbonhidratnya rendah sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan DIET penderita DIABETES
PATI/POWDER: sebagai bahan produksi makanan/minuman sehat; seperti pengental (starch), bubur bayi makanan orang tua, bahan baku kue dan roti, pencampur tepung terigu sebagai pengganti kentang. Farmasi/obat-obatan: sebagai pengisi kapsul dan tablet.
SERAT/FIBRE : Sebagai bahan campuran pembuatan JELLY, Ice Cream biscuit filling, preparat sup, minuman berserat, pudding, makanan dan minuman diet dan penderita diabetes, dll.
Sebagai anti aging
Satoimo sangat kaya akan Hyaluronic Acid (HA), substansi yang diproduksi secara alami oleh tubuh kita yang jumlahnya berlimpah ketika kita masih muda.
Hyaluronic acid sangat berperan dalam kesehatan sendi, penglihatan,
jaringan penghubung (connective tissue), mempercepat proses penyembuhan
luka, dan sangat berperan dalam pembentukan kolagen.
Ada sebuah desa di Jepang disebut Yuzuri Hara di mana penduduk di sana hidup hingga usia lebih dari sembilan puluh tahun, dengan kondisi yang masih luar biasa, bugar dan sehat. Selain itu, mereka terlihat muda pada usia 50 tahun, meskipun pada umumnya mereka bekerja di luar di bawah sinar matahari sepanjang hari. Penyakit seperti kanker dan Alzheimers hampir tidak dikenal di daerah ini, bahkan di kalangan perokok berat.
Setelah diselidiki rahasia sehat, awet muda dan panjang umur di desa Yuzuri Hara adalah SATOIMO/keladi salak.
CARA BUDIDAYA
PERSYARATAN TEMPAT TUMBUH
Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, kaya akan bahan organik atau humus, tanah lempung yang subur drainase baik dan PH 5,5-6,5. Bila PH dibawah 5,0 tanah harus diberi perlakuan kapur 1 ton/HA, lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas sulit tumbuh.
Selama pertumbuhan tanaman ini menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta pada lingkungan dengan suhu 25-30 °C dan kelembaban tinggi.
1.Penataan lahan ( pembuatan guludan /bedengan ) Ukuran panjang guludan/bedengan dapat disesuiakan dengan luasan lahan yang ada, sedangkan lebar 120 cm dan tingginya 15 cm. pembuatan lobang tanam dengan jarak 60 cm x 40 cm dengan diameter lobang 25 cm dan kedalaman 15 cm.
2.Pemberian KOMPOS 400-500 gr, pupuk NPK ( 15-15-15 ) 5 gr, dan 2 gr furadan pada setiap lubang tanam, kemudian DIADUK secara merata dengan tanah yang ada dilobang dan disiram air secukupnya, selanjutnya didiamkan selama 2 s/d 4 hari sebelum mulai tanam.
3.Umbi yang telah tumbuh berdaun dua dan telah berakar (kondisi sehat), diletakkanpada lobang tanam dengan kedalaman dari permukaan maksimum 10 cm. Selanjutnya ditimbun dengan tanah disekitar lobang dan disiram.
4.Penyiraman setiap hari pagi dan sore jika diperlukan sesuai dengan kondisi kelembaban tanah disekitar tanaman.
5.Pemberian pupuk NPK ( 15-15-15 ) 5 gr setiap tanaman pada umur tanaman 1 bulan setelah tanam yang ditaburkan 10 cm – 20 cm dari batang tanaman (melingkar) dan langsung ditimbun tanah sekitarnya,
6.Pembersihan gulma dan pembumbunan tanah, tingginya bumbunan 5 s/d 10 cm dari pangkal batang tanaman itu sendiri, juga dilakukan kalau terjadi erosi karena hujan.
7.Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur antara +/-5 bulan setelah tanam.
http://agrolawu.wordpress.com/author/paulusandi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar