Senin, 01 September 2014

Beragama

"Guru, kenapa dalam beragama itu mesti ada ritual dan persembahan sesaji. Bukankah Tuhan tidak pernah memakannya?
Kenapa pula kita mesti berdoa menyampaikan harapan kita. Bukankah Tuhan sudah maha tahu?"
"Manu, sebagaimana setiap hari kau melakukan ritual makan dan minum untuk mempersembahkan energi kehidupan bagi dirimu, meski kau tahu bahwa Jiwamu tidak memerlukan makanan dan minuman itu. Namun makanan dan minuman yang sehat akan menjaga tubuh dan pikiranmu tetap sehat. Dan cinta kasih dalam sajian itu akan membahagiakan Jiwamu. Begitulah agama mengatur persembahan bagi berlangsungnya kehidupan di bumi, meski Tuhan sebagai Jiwa Semesta tidak memakannya. Namun cinta kasih hatimu dalam persembahan itulah intinya."
"Dan meski Jiwamu sudah mengetahui apa takdir hidupmu kelak, bukankah pikiranmu tetap mesti menyampaikan dan membangun harapan-harapannya agar Sang Jiwa dalam diri menuntunnya dalam mencapai harapan itu? Begitulah pikiran umat beragama menyampaikan doa dan harapannya kepada Sang Jiwa alam semesta, agar mereka mendapat tuntunan dalam mencapai harapan itu."
"Lihatlah tubuh, pikiran dan Jiwamu serupa alam semesta kecil, maka kau akan mengerti bahwa persembahan dan doa itu juga dilakukan manusia setiap hari pada dirinya lewat makan, minum dan berpikir."
(Foto by hunting, "Maturan")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar