Minggu, 27 Juli 2014

Selamat Lebaran pak



Suatu pagi saya tertarik dengan seorang penumpang krl yang menenteng amplop coklat. dia menggenggam erat amplop itu dan saya iseng membaca nama sebuah bank diamplopnya.
seolah tahu saya sedang penasaran, orang itu tersenyum dan berkata bahwa dia bawa uang recehan untuk lebaran di kampungnya nanti. hanya sedikit katanya tetapi ini adalah ritual yang selalu dia lakukan saat lebaran tiba.
saya tanya apa pekerjaannya dan dijawab dia adalah kuli bangunan. saya agak terkejut karena penampilannya bersih seperti orang kantoran. lagi2 seolah tahu apa yang saya pikirkan dia berkata bahwa dia memang tidak rapi hanya jika sedang bekerja menjadi kuli. sehari-hari dia selalu rapi.
saya tanya mengapa lakukan ritual bagi-bagi uang di kampung? dia jawab karena dia orang yang tak punya dan tak pernah membahagiakan saudara2 di kampungnya selain dengan memberi uang receh ini. maka dia rela menabung setiap bulan agar dapat berbagi di hari lebaran ini.
yang membuat saya salut adalah prinsipnya yaitu semakin kita tak punya, maka kita harus semakin banyak memberi..... karena dengan memberi, kita mengosongkan karung rejeki kita dan Tuhan akan segera isi kembali karung rejeki itu dengan yang lebih banyak lagi agar kita bisa selalu berbagi dengan orang lain.... sedangkan untuk kita, Tuhan sudah cukupkan rejeki kita dengan makan 3 kali sehari, pakaian di badan dan kesehatan yang baik.....
saya berpisah dengan orang itu di Stasiun Tanah Abang. dia turun dan saya melanjutkan perjalanan hingga stasiun Duri.
Selamat Lebaran pak... selamat sampai kampung halaman....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar