Senin, 21 Juli 2014

manusia pertama



MANU?
Kata Manas artinya berfikir. Kata “Man” dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Manu, yang adalah bahasa Sansekerta dan kata Manu ini berasal dari kitab tertua yang telah berumur jutaan tahun bernama Veda.
Bhagavad-gita 4.1
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krsna, bersabda; Aku telah mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini yang tidak dapat dimusnahkan kepada dewa matahari , vivasvan (120 juta tahun yang lalu), kemudian vivasvan mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada Manu, ayah manusia, kemudian Manu mengajarkan ilmu pengetahuan itu kepada iksvaku.
Manawa Dharmasastra 1.36
mereka menjelmakan Tujuh Manu lagi yang memiliki cahaya cemerlang, para dewa dengan tingkat2annya dan maharsi yang memiliki kekuatan batin yang tinggi”
-
Kita sering merasa bingung dan terus bertanya siapakah manusia ITU? dan DARI MANAKAH ASAL MANUSIA ITU YG SESUNGGUHNYA? Kita bahkan sering berasumsi bahwa kita di ciptakan secara ini dan itu oleh suatu mahluk’ bahkan orang yang memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam pun juga kadang merasa kebingungan dari manakah asal manusia itu? sehingga timbul berbagai asumsi yang berkembang, di antaranya adalah Teori Evolusi. Jadi marilah kita bahas tentang semua ini walau tidak menyeluruh namun besar harapan dari saya semoga bisa sedikit mencerahkan.





Manusia atau orang berasal dari kata Manas artinya berfikir. Kata “Man” dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Manu, yang adalah bahasa Sansekerta dan kata Manu ini berasal dari kitab tertua yang telah berumur jutaan tahun bernama Veda. Manusia dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primatadari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsepjiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalammitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Baiklah kita akan mulai membahasnya 1.di dari mulai sisi agama, kerena kita tahu kalau saudara-saudara kita ini mayoritasnya adalah “taat beragama” 2.Kita akan membahasanya dari sisi sains yang di yakini dapat menguak kebenaran yg masih tersembunyi. Dan terakhir kita akan membahasnya dari kumpulan pemikiran penggabungan kedua aspek di atas tadi Agama + Sains + Logika = JAWABAN.






Berikut ini adalah ciri - ciri manusia:
# CIRI FENOTATIF
Ciri fenotatif adalah ciri yang nampak secara fisik dan dapat dilihat secara kasat mata. Ciri inilah yang biasanya dijadikan pedoman dalam membedakan satu orang dengan orang yang lain secara umum.
Ciri fenotatif ini dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
* Ciri fenotatif kualitatif:
• Warna kulit
• Warna rambut
• Bentuk hidung
• Bentuk mata
• Bentuk dagu
• Bentuk biri
* Ciri fenotatif kuantitatif:
• Tinggi badan
• Berat badan
• Ukuran bentuk kepala (index cephalicua)

# CIRI FILOGENETIK
Ciri filogenetik adalah ciri - ciri manusia yang berhubungan dengan hubungan asal - usul antara ras - ras dan perkembangannya. Jadi dengan ciri filogenetik ini bisa ditelusuri nenek moyang dari sorang manusia termasuk semua generasi keturunannya. Biasanya ciri filogenetik ini juga berhubungan dengan ciri fenotatif karena masing - masing ras memiliki ciri fisik tertentu.
Contoh dari ciri filogenetik ini adala:
Keturunan Jawa
Keturunan Eropa

# CIRI GENETIK
Ciri genetik manusia ini memperlihatkan garis keturunan darah yang berasal dari pendahulunya. Bila ciri filogenetik bersifat lebih umum dan lebih luas, maka pada ciri genetik ini lebih bersifat spesifik.
Mainstream I secara Sains.
Secara umum, ada berbagai perdebatan tentang apakah manusia modern sekarang ini berkembang di Afrika, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia atau berkembang dari manusia Neanderthal di Eropa. Dalam hal ini, kita berhadapan dengan suatu periode waktu yang sangat panjang dan tidak bisa begitu saja dipastikan. Para peneliti juga pernah menemukan lukisan gua di Perancis Selatan yang diperkirakan sudah ada sejak 30.000 tahun sebelum Masehi. Paparan tersebut menyatakan bahwa terdapat problem fundamental di dalam penelitian ilmiah tentang asal usul manusia, yakni bahwa suatu bukti fisik yang kecil seringkali dijadikan suatu fondasi bagi teori besar tentang perkembangan dan proses migrasi manusia purba. Dengan kata lain, satu batu kecil bisa jadi titik awal bagi suatu teori masif tentang asal usul manusia.
Pemahaman umum tentang evolusi menempatkan manusia dalam perspektif yang lebih global, yakni membuka fakta bahwa manusia terdiri dari kode-kode genetis yang ternyata juga dimiliki oleh semua bentuk kehidupan lainnya. Pada abad ke -19 sampai sekarang, teori evolusi telah banyak mengalami perkembangan. Beragam penemuan telah dilakukan. Beragam analisis baru juga telah diajukan, terutama tentang proses evolusi manusia yang terjadi selama berjuta - juta tahun.
Bumi terbentuk kira-kira 5 Milyar tahun yang lalu. Tumbuh-tumbuhan primitif dan daratan kering mulai terbentuk kira-kira 410 juta tahun yang lalu. Jadi, pada awal bumu ini terbentuk di dalamnya hanya ada air dan belum ada kehidupan. SEkitar 4 juta tahun yang lalu muncul suatu species di Afrika yang merupakan percabangan dari kera. Species itulah yang nantinya berkembang menjadi homo sapiens, atau manusia sekarang ini. Australopithecus yang ditemukan pertama kali di Ethiopia hidup sekitar 4 juta tahun yang lalu. Sekitar 1 juta tahun yang lalu, homo erectus hidup di Afrika, Asia, dan Eropa.
Pada tahun 1871 Darwin akhirnya merasa sudah waktunya untuk mengemukakan kepada publik topik tentang asal usul manusia. ia menguraikan alasan untuk mempercayai bahwasana manusia dan kera memiliki leluhur jauh yang sama dan bahwasana semua ciri manusia, tidak peduli sebagaimanapun anehnya, telah berevolusi melalui serangkaian langkah yang bertahap. Walaupun teori darwin ini menuai banyak protes dari kebanyakan ilmuan yang beranggapan bahwa manusia sebagai mahluk yang terpisah dari dunia hewan. Sebagian dari para ilmuan tersebut teguh dengan keyakinannya bahwa asal usul manusia terjadi secara bertahap dan melalui tahap seleksi alamiah sendiri.
Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
-pengurangan gigi taring.
-penggerak bipedal (dua kaki)
-perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
-Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Berikut ini adalah proses evolusi manusia:






I. MANUSIA PERTAMA
Banyak ahli berpendapat bahwa evolusi manusia pertama kali terjadi di Afrika, dengan fosil yang ditemukan dan dikenal sebagai Australopithecus. Fosil-fosil yang pernah ditemukan antara lain Australopithecus africanus, Australopithecus afarensis, Australopithecus robustus atau Paranthropus robustus, Australopithecus boissei, dan Plesianthropus transvalensis
II. HOMO HABILIS
Homo sabilis yang berarti "orang cekatan" ditemukan pada tahun 1961 di Tanzania. Fosil ini dalam kehidupannya sudah menggunakan peralatan. Penemu dari fosil homo habolis ini adalah Louis Leakey dan Mary Leakey. Leakey yakin bahwa homo habilis ini merupakan nenek moyang manusia. Akan tetapi, banyak ahli menentang pendapak Leakey karena melihat Homo habilis mempunyai persamaan dengan Austrapolithecus africanus sehingga masih termasuk golongan Australopithecus
III. HOMO ERECTUS
Menurut para ahli, Homo erectus merupakan golongan hominid yang pertama menyebar dari Afrika ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, fosil Homo erectus ditemukan di berbagai daerah di dunia, seperti Jawa, Cina, dan Eropa. Fosil-fosil yang pernah ditemukan antara lain: Pithecanthropus erectus, Sinanthropus pekinensis, Homo soloensis, Homo mojokertensis, dan Homo heidelberg
IV. HOMO SAPIENS
Homo sapiens berkembang dari turunan Homo erectus yaitu neanderthal. Diperkirakan Homo erectus di Afrika, Asia, dan Australasia (Australia, Papua Nugini, dan Indonesia) menghasilkan turunan yang beranekaragam. Homo sapiens ini sudah berbentuk manusia sempurna seperti kita saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.
ahli-ahli anthropologi fisik sependapat bahwa golongan hominid, yaitu kelompok makhluk hidup yang didalamnya termasuk manusia modern dan nenek moyangnya, merupakan hasil pemisahan dari evolusi kera Afrika yang terjadi 6 juta tahun yang lalu. Namun demikian dikalangan mereka masih terjadi silang pendapat mengenai identitas hominid yang paling pertama. Pada dekade terkahir abad keduapuluh dan awal abad keduapuluh satu, para ahli anthropologi fisik dan ahli arkeologi menemukan serpihan-serpihan peninggalan berbagai jenis hominid baru.
Dari hominid-hominid awal ini, muncullah jenis yang disebut Australophitecus.Kata para ilmuwan itu, Australophitecus terdiri dari banyak species, yang paling awal hidup dibumi ini 4 sampai 5 juta tahun yang lalu. Dari sana muncullah Homohabilis, manusia pertama pembuat alat-alat dari batu. Selanjutnya lahirlah Homo erectus, hominid pertama yang mengenal api. Kemudian muncullah species manusia modern dan Naendertal. Akhirnya, manusia beranatomi modern seperti kita ini diperkirakan muncul sejak 100.000 tahun yang lalu…..
Rangkaian cerita tentang asal usul manusia itu tampak mengalir lancar begitu saja dari guru atau buku-buku biologi yang kita baca. Juga bila kita lihat pameran museum arkeologi, begitupun siaran-siaran televisi, semuanya mendukung pendapat itu. Semulus itukah fakta yang sebenarnya??? Sesederhana itukah asal-usul nenek moyang kita???
Dalam bukunya Forbidden Archeology (1994) yang diterbitkan dalam edisi ringkasnya The Hidden History of Human Race (1999), Michael A. Cremo dan Richard L. Thompson berhasil mendokumentasikan ratusan penemuan bukti-bukti arkeologi yang sengaja diabaikan dan disembunyikan oleh kalangan ilmuwan, karena bertentangan dengan teori evolusi yang sudah mapan. Mereka membuktikan bahwa terdapat upaya ”penyaringan pengetahuan” atau knowledge filter terhadap data-data arkeologi yang mendukung kebenaran uraian Weda bahwa species manusia modern seperti kita telah ada sejak jutaan tahun. 


Contoh kasus : Pada tahun 1970-an telah ditemukan

peralatan terbuat dari batu yang bentuknya halus di Hueyatlaco, Mexico. Virginia Steen-McIntyre dan anggota US. Geological Survey lainnya melakukan uji radioaktif untuk mengetahui usia temuan itu. Hasilnya, lapisan tanah tempat ditemukannya peralatan itu diperkirakan berumur 250.000 tahun. Temuan ini bukan hanya bertentangan dengan teori Dunia Baru antropologi, tapi juga bertentangan dengan seluruh konsep teori evolusi bahwa manusia yang mampu membuat peralatan seperti di Hueyatlaco itu baru ada sekitar 100.000 tahun lalu. Jurnal-jurnal arkeologi menolak menerbitkan penemuan Virginia Steen-McIntyre ini. Bahkan berakibat ia diteror, dana penelitiannya dihentikan, dan ia diberhentikan dari pekerjaannya (Michael A. Cremo, 1999 : 93).
Kasus lainnya. Pada tahun 1891-1893, Eugene Dubois menemukan berbagai fosil di dekat Desa Trinil, di tepi Bengawan Solo. Para pekerjanya menemukan sisa tengkorak kepala berukuran besar, yang diperkirakan tengkorak sejenis simpanse. Dan pada jarak 45 kaki (13.7 m) dari tempat itu, ditemukan fosil yang mirip tulang paha manusia beserta tulang-tulang hewan lainnya. Setelah berkonsultasi dengan para ahli arkeologi lainnya, Dubois kemudian mengklaim bahwa fosil tengkorak dan tulang paha itu adalah fosil pithecanthropus erectus, yang dianggap sebagai makhluk peralihan antara kera dan manusia, yang selama ini dikenal sebagai ”missing link”.Temuan itu tentu me nggembirakan para ahli evolusi (Cremo, 1999 :159)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar