Kamis, 17 Juli 2014

Om svastyastu



Om Suastyastu,
Mari cermati lebih terbuka dan lebih dalam lagi setiap kisah-kisah yang berasal dari purana atau Itihasa yang ditayangkan di media. Alur cerita bisa saja berbeda, tergantung pada sutradaranya. makna indah yang terkandung dalam kalimat yang terucap dari tokoh dalam kisah, perlu digali dengan lebih cermat. Tanpa keterbukaan, tidak akan didapat pembelajaran baru. Dalam kisah Mahadewa, misalnya: apa makna kalimat yang diucapkan oleh Siwa, sbb.
1. "Sati, aku tidak pernah tidak mencintaimu, aku menunggu dengan sabar sampai engkau siap dan layak untuk tinggal bersamaku."
2. 'Benci dan cinta, adalah ikatan yang menghalangi seseorang untuk dekat kepada pujaannya."
3. 'Keraguan terhadap pujaan, membuat seseorang tidak layak untuk dekat dengan pujaan."
Hal lain yang juga perlu dicermati:
Bakta Siwa, mungkin hanya memuja Siwa, tetapi Siwa bermeditasi kepada Sri Rama.
Bhakta Wisnu, mungkin juga hanya memuja Wisnu, tetapi Wisnu melakukan puja Wiwa.
Bhakta Sri Rama, mungkin hanya memuja Sri Rama, tetapi Sri Rama melakukan puja Dewi Durga.
Bhakta Sri Krisna, mungkin hanya melantunkan mantra Hare Krisna, tetapi Sri krisna melakukan Puja kepada tuhan YME.
Bila seseorang menjadi pengikut Siwa, ada baiknya ia meniru cara puja yang dilakoni oleh Siwa yaitu mengulang2 nama Rama. demikian juga yang lainnya. Rasanya dengan pola yang diteladankan oleh Siwa, Wisnu, Sri Rama, dan Sri Krisna, akan membuat kehidupan para bhakta dan antar bhakta jadi harmonis.
Rahayu lan santih. Om.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar