Senin, 18 Agustus 2014

Desaku

17an di desaku
Selalu ada pertandingan sepak bola antar klub. POS persatuan olah raga Sawan , melawan desa2 sekitar bahkan melawan klub kota Persibu. Selalu rame. Sejak jam dua siang para penonton gak peduli panas terik, sudah mulai memasuki pinggir lapangan.
Lapangan sepak bola itu bersebelahan dengan sungai tukad Sabe.
Riuhnya penonton sampai ke gubuk aku.. Banyak teman aku dan ortunya nonton dari tebing seberang sungai yang posisinya lebih tinggi dari lapangan. Karena jika masuk lapangan berarti beli karcis.

Kalo tendangan terlalu keras bola bisa nyemplung ke sungai. Jangan kawatir, sudah ada anak-anak relawan, teman2 aku juga, yang berenang memungut bola....
Bagi aku, kegembiraanku bukan pada menonton sepak bola. Tapi pada kesempatan mengais lebih banyak rejeki menjual tebu potong yang ditusuk. Satu tusuk isi tiga potongan tebu. Aku jualan di pinggir timur. Temanku di pinggir barat. Kadang keliling, bertukar area. Dalam setengah permainan, jualanku sudah habis. Teman aku juga. Kami bertemu sambil menepuk2 talam kayak main rebana....bahagianya diriku....
Tapi itu 60 tahun lalu.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar