Jumat, 08 Agustus 2014

Kresna berjanji memberi ampun sampai batas 100 kali.

Begitu asyiknya Sisupala melakukan penghinaan. Balairung istana itu, tempat dilaksanakannya upacara Rajasuya, dikotori sumpah serapah dari mulutnya. Semua orang marah, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Sisupala tertawa, merasa bebas melakukan penghinaan, sebab dia berlindung dari janji Kresna untuk mengampuni perbuatannya 100 kali. Dia tersenyum: seratus kali masih banyak, begitu pikirnya. Sisupala terus melakukan kejahatan kata-kata, sambil melempar lembaran-lembaran bulu burung Merak sebagai hitungan. Tak hanya menghina Kresna yang sangat dia benci, semua orang di istana Indraprasta itu dia hina. Kresna tersenyum sambil menghitung. Saat penghinaan itu hampir menyentuh angka 100, berkali-kali Kresna mengingatkan Sisupala untuk berhenti dan sadar. Tapi Sisupala begitu asyik. Dia tidak bisa menghentikan kejahatan kata-katanya. Rasa benci telah menenggelamkan akal sehatnya. Dia tidak sadar, bulu burung itu telah habis, dan itu artinya penghinaan sudah melampaui angka 100. Sisupala salah hitung. Mata Sisupala terbelalak. Kresna mengeluarkan Cakra. Secepat kilat senjata Cakra itu melesat memenggal kepala Sisupala. Balairung istana itu dikotori darah Sisupala.
Sudah ditakdirkan, Sisupala tewas oleh Titisan Wisnu. Dulu Sisupala lahir dengan mengerikan, mirip iblis karena bermata tiga dan punya tangan empat. Kresna membersihkan cacat Sisupala. Tapi sesuai sabda, Kresna juga yang akan membunuh Sisupala. Maka, ibu Sisupala memohon Kresna untuk mengampuni dosa-dosa anaknya. Kresna berjanji memberi ampun sampai batas 100 kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar