SAYA RESPEK KEPADA TUHAN YANG LEMAH LEMBUT:
Seandainya Tuhan lahir ke dunia dan mau berdiskusi dengan saya, maka saya kan pertanyakan kemahakuasaan-Nya, dan juga saya pertanyakan perintah-Nya. Selain itu ada banyak pertanyaan lainnya, namun dari sekian banyaknya pertanyaan tersebut ada beberapa pertanyaan yang saya anggap penting: (1) Apakah Engkau benar-benar memberikan agama kepada manusia? (2) Apakah agama yang Engkau anugrahkan menyuruh membasmi agama lainnya? (3) Apakah Engkau senang melihat perselisihan karena agama yang Engkau anugerahkan? (4) Apakah masih efektif agama yang Engkau turunkan? Jika agama sudah tidak efektif menjadi penuntun perilaku manusia, kenapa tidak Engkau hapus saja agama itu? Ya, Tuhan hamba ini hanya mau memuja-Mu dalam wujud-Mu yang penuh dengan kelemah-lembutan, hamba tidak suka Engkau hadir dengan wajah yang garang. Oleh sebab itu, ya Tuhan maafkan hamba ketika hamba mempersembahkan persembahan sayeban (persembahan makanan) setiap hari seraya hamba berdoa dengan kata-kata: "Ya Tuhan dalam manifestasi-Mu sebagai apa saja, bauik sebagai Dewa ataupun sebagai Bhuta hamba persembahkan makanan sederhana yang telah dimasak oleh istri hamba ini, silahkan Engkau nimkati apa adanya, tetapi hamba tidak mengundang wujud-Mu yang penuh cemburu, iri hati, atau angkara murka, hamba mempersembahkan makanan ini hanya untuk para Dewa dan para Bhuta yang kalem-kalem saja. Maafkan ya Tuhan, atas sikap hamba ini". Begitulah sikap saya.
Seandainya Tuhan lahir ke dunia dan mau berdiskusi dengan saya, maka saya kan pertanyakan kemahakuasaan-Nya, dan juga saya pertanyakan perintah-Nya. Selain itu ada banyak pertanyaan lainnya, namun dari sekian banyaknya pertanyaan tersebut ada beberapa pertanyaan yang saya anggap penting: (1) Apakah Engkau benar-benar memberikan agama kepada manusia? (2) Apakah agama yang Engkau anugrahkan menyuruh membasmi agama lainnya? (3) Apakah Engkau senang melihat perselisihan karena agama yang Engkau anugerahkan? (4) Apakah masih efektif agama yang Engkau turunkan? Jika agama sudah tidak efektif menjadi penuntun perilaku manusia, kenapa tidak Engkau hapus saja agama itu? Ya, Tuhan hamba ini hanya mau memuja-Mu dalam wujud-Mu yang penuh dengan kelemah-lembutan, hamba tidak suka Engkau hadir dengan wajah yang garang. Oleh sebab itu, ya Tuhan maafkan hamba ketika hamba mempersembahkan persembahan sayeban (persembahan makanan) setiap hari seraya hamba berdoa dengan kata-kata: "Ya Tuhan dalam manifestasi-Mu sebagai apa saja, bauik sebagai Dewa ataupun sebagai Bhuta hamba persembahkan makanan sederhana yang telah dimasak oleh istri hamba ini, silahkan Engkau nimkati apa adanya, tetapi hamba tidak mengundang wujud-Mu yang penuh cemburu, iri hati, atau angkara murka, hamba mempersembahkan makanan ini hanya untuk para Dewa dan para Bhuta yang kalem-kalem saja. Maafkan ya Tuhan, atas sikap hamba ini". Begitulah sikap saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar