Kamis, 07 Agustus 2014

Takut

Demikian banyak manusia di jaman sekarang betah hidup di tengah lautan kecurigaan dan ketakutan, tetapi sedikitpun tidak menyadari akan bahaya di balik itu. Hidup dalam dendam, demikian juga hidup dalam ketakutan, adalah bentuk halus dari bunuh diri. Salah satu kegelapan bathin paling berbahaya di jalan spiritual dharma adalah memelihara rasa takut, curiga dan was-was.
Manusia yang memelihara rasa takut, curiga dan was-was, mirip dengan sepeda motor yang stang-nya hanya berbelok ke kiri. Pengusaha yang sering ditipu akan menatap semua orang baru dengan tatapan curiga, untuk kemudian mudah marah dan benci. Wanita yang terlalu sering disakiti dan dikecewakan laki-laki, hanya akan melihat laki-laki dari perspektif yang buruk. Mereka yang lama bekerja di perusahaan yang sering membohongi pekerja-nya, selamanya melihat wajah pengusaha sebagai penipu. Ini yang disebut sebagai pengkondisian pikiran yang mematikan.
Keseimbangan bathin, ketulusan hati, belas kasih, pengertian, kesegaran berpikir, kepekaan terhadap sesama manusia, kreatifitas berpikir, imajinasi, rasa percaya, dsb-nya, adalah sebagian karunia spiritual yang sedang kita tumpas habis-habisan melalui mesin penghancur bernama ketakutan. Kepekaan jiwa dan ketajaman intuisi pasti akan gagal untuk diasah dalam kondisi bathin seperti ini. Karena terbelenggu oleh pengalaman-pengalaman ekstrim di masa lalu.
Percuma saja kita mencari sarana pembebas ketakutan dari luar, karena adanya di dalam diri kita sendiri. Di manapun, dalam keadaan apapun, serta dengan siapapun, sarana pembebas itu bisa kita temukan. Persoalannya cuma satu, maukah kita mencarinya ? Bukankah ketakutan hanyalah hasil rekayasa dari pikiran yang demikian terbelenggu ? Begitu kita tidak lagi terbelenggu dengan apapun seketika sarana pembebas itu muncul dengan sendirinya. Pikiran jernih yang mampu melihat dan memilah segala sesuatu dengan tepat seperti sebagaimana adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar